Saturday, 12 October 2013

Mazhab Manajemen Kuantitatif

Aliran kuantitatif mulai berkembang sejak Perang Dunia II. Pada waktu itu Inggris ingin memecahkan beberapa persoalan yang sangat kompleks dalam perang. Inggris kemudian membentuk Tim Riset Operasi (Reserch Operation), dipimpin oleh P.M.S Blackett. Tim ini terdiri dari ahli matematika, fisika, dan ilmuwan lainnya. Inggris berhasil menemukan terobosan-terobosan penting dari team tersebut. Amerika Serikat kemudian meniru, membentuk tim riset operasi seperti yang dibentuk Inggris. Manajemen operasi merupakan variasi lain dari pendekatan kuantitatif. Beberapa contoh model manajemen operasi adalah : pengendalian persediaan seperti EOQ (Economic Order Quantity), simulasi, analisis break-event, programasi lenier (linear programming).

Pendekatan kuantitatif adalah penggunaan sejumlah teknik kuantitatif—seperti statistik, model optimasi, model informasi, atau simulasi komputer—untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan. Sebagai contoh, pemrograman linear digunakan para manajer untuk membantu mengambil kebijakan pengalokasian sumber daya; analisis jalur kritis (Critical Path Analysis) dapat digunakan untuk membuat penjadwalan kerja yang lebih efesien; model kuantitas pesanan ekonomi (economic order quantity model) membantu manajer menentukan tingkat persediaan optimum; dan lain-lain.

Pengembangan kuantitatif muncul dari pengembangan solusi matematika dan statistik terhadap masalah militer selama Perang Dunia II. Setelah perang berakhir, teknik-teknik matematika dan statistika yang digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan militer itu diterapkan di sektor bisnis. Pelopornya adalah sekelompok perwira militer yang dijuluki "Whiz Kids". Para perwira yang bergabung dengan Ford Motor Company pada pertengahan 1940-an ini menggunakan metode statistik dan model kuantitatif untuk memperbaiki pengambilan keputusan di Ford.

Ditandai dengan perkembangan tim-tim riset operasi dalam pemecahan masalah-masalah industri, sejalan dengan perkembangan dunia teknologi, prosedur-prosedur riset operasional kemudian diformulasikan dan disebut dengan aliran Management Science. Langkah-langkah pendekatan Management Science adalah sebagai berikut:
a. Perumusan masalah
b. Penyusunan suatu model matematis
c. Mendekatkan penyelesaian dari model
d. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model
e. Penetapan pengawasan atas hasil-hasil
f. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi

Sumbangan Aliran Kuantitatif (Riset Operasi/Manajemen Sains)

Pendekatan kuantitatif memberikan sumbangan penting terutama dalam perencanaan dan pengendalian. Pendekatan tersebut juga membantu memahami persoalan manajemen yang kompleks. Dengan menggunakan model matematika, persoalan yang kompleks dapat disederhanakan.Keterbatasan Aliran Kuantitatif (Riset Operasi/Manajemen Sains) Sayangnya model kuantitatif banyak menggunakan model atau simbol yang sulit dimengerti oleh kebanyakan orang, termasuk manajer. Pendekatan kuantitatif juga tidak melihat persoalan perilaku dan psikologi manusia dalam organisasi. Meskipun demikian potensi model kuantitatif belum dikembangkan sepenuhnya. Apabila dapat dikembangkan lebih lanjut pendekatan kuantitatif akan memberikan sumbangan yang lebih berarti.

Manajemen Strategi dengan Menghargai "Aset" Kreativitas SDM


Setiap Organisasi perlu menciptakan ruang bagi orang-orang dengan Inisiatif, Susah Diatur, Kreatif, Musuh Rutinitas dan Status Quo, dimana mereka selalu mengacau dengan menggagas cara-cara baru yang Unik, Berbeda namun Lebih Baik.  Kreativitas akan melahirkan Inovasi, Intuisi dan berdampak pada Pasar Baru, Metode Baru, Pelanggan Baru dan Bisnis Baru.


Aset terpenting dalam bisnis apapun bukanlah Uang, Materi, Gedung atau Sumber Daya Manusia, namun “IDE”.  Albert Einstein percaya bahwa IMAJINASI jauh lebih berharga daripada PENGETAHUAN.  Tentu semua orang mempunyai kemampuan menciptakan Ide Baru.  Cobalah perhatikan ungkapan dan ucapan orang disekitar Anda ketika ditanya “Bagaimana Cara Anda agar dapat Keluar dari Pekerjaan?”.  Tentulah Anda akan mendengar beragam jawaban dan gagasan.  Atau pada saat sesi Brainstorming, Anda akan menemui begitu banyak orang kreatif disekitarnya.

3M menjadi salah satu perusahaan besar dunia dengan cara Inovatif, yaitu “Kau tidak boleh membunuh ide produk baru”.  3M beljar dari masa lalu dan hidup dengan Strategi tersebut. Tidak ada organisasi yang mampu menjadi efektif tanpa kepatuhan yang masuk akal, namun inovasi juga menjawab GMP (Greatest Management Principles), yakni “Anda mendapatkannya dengan meminta lalu menghargainya”.  Ciptakanlah iklim Kreatif dengan mendorong ide baru dan membuat Inovasi sebagai bagian pekerjaan setiap orang.

Berikut beberapa bahan penting bagi Anda untuk menciptakan iklim inovatif:
1.  Toleransi Kegagalan.
Tidak ada satu pun pimpinan organisasi yang ingin melihat kegagalan dalam sebuah program, baik penjualan, proses produksi, pelayanan pelanggan dan lainnya.  Namun inovasi adalah permainan dengan banyak sekali Strikeout (Bola Meleset) dan sedikit HomeRun.  Sebagian besar ide itu tidak menjadi Inovasi dan sebagian besar Inovasi itu tidak berhasil.  Yang utama adalah kegigihan dan kemampuan menerima Kegagalan, Kekecewaan dan Penolakan.  Thomas Alfa Edison memerlukan 6000 ribu kali percobaab untuk mendapat Filamen tepat bagi Lampu Pijar.  Dan semua Kegagalan terbayar hanya dengan 1 (SATU) kali Keberhasilan, dan berlipat ganda.

2.  Ciptakan Lingkungan Kerja Santai dan Informal.
Benar bahwa ide bahwa ide baru merupakan buah otak seseorang, namun benar pula bahwa dengan berkelompok akan dihasilkan ide yang lebih banyak dan lebih baik.  Berikan ruang untuk Santai dan Informal dalam menciptakan Kebebasan Berpikir dan Menjadi Diri Sendiri.  Kreativitas paling subur pada kondisi santai dan positif.

3.  Berikan Royalti bagi Inovasi Sukses.
Sebagian besar Perusahaan akan menjadikan Hasil Karya Individu sebagai Paten Perusahaan.  Setiap Inovasi Besar yang Sukses, maka sang pencetus Ide hanya mendapatkan Piagam Penghargaan, Plakat atau sekedar Materi Uang beberapa Juta Rupiah.  Apakah yang terjadi pada Motivasi Anda jika mengalaminya?.  Untuk menjaga agar orang tetap inovatif, maka berikan sebagian Keuntungan kepada mereka yang menjadi Kontributor.  Ide Baru adalah alat yang mampu menghasilkan Uang.

4.  Dorongan untuk Kompetisi.
Kompetisi selain berimbas pada maraknya Dare to Win.  Setiap anggota Kelompok akan tertantang untuk menjadi yang Terbaik dan Pemenang.  Kompetisi meningkatkan Inovasi.  Kompetisi mampu meningkatkan Output Mental 50% lebih dan tentu sangat berdampak pada Produktivitas Individu atau Kelompok.  IBM dengan caranya memberikan kesempatan pada setiap grup untuk mendesain Hardware atau Software baru dan dibawa dalam Forum Debat Ide.

5.  Dukungan bagi Idealis.
Peter Drucker menulis, “Kapanpun sesuatu dituntaskan, saya tahu bahwa hal itu dikerjakan oleh Maniak dan Idealis”.  Dibalik Inovasi besar selalu ada orang yang greget dengan Penciptaan Ide dan Keinginan Sukses.  Orang Idealis mungkin tidak cocok dengan karakter organisasi, karena mereka Menjengkelkan, Egois, Tidak Sabaran dan Tidak Toleran, Sulit diajak Kerjasama, namun inilah Poin Positif mereka dan Manajer yang Handal tidak akan membuang orang-orang tersebut.

6.  Minta setiap Orang punya satu tujuan Inovatif dengan Tenggat Waktu Pengerjaan.
Setelah menciptakan Iklim Kerja yang Santai dan Informal untuk menarik banyak Ide Baru, Anda perlu tetapkan bahwa setiap orang harus memiliki sebuah Ide dengan Tujuan Inovatif dan Tenggat Waktu Pengerjaannya.  Inovasi bagaikan permainan golf dimana setiap pukulan akan mendapat hitungan.

7.  Ajarkan setiap Orang Pikiran Kreatif.
Berikan Pengajaran kepada setiap Individu untuk Berpikir Kreatif dan Inovatif.  Layaknya Ketrampilan (Skills), produksi Ide dapat dinaikkan dan diperbaiki dengan Latihan dan Teknik Sederhana.

Kreativitas merupakan salah satu Manajemen Strategi yang berguna dalam Perbaikan Berkesinambungan Organisasi Anda dalam Jangka Panjang. Sebatang Besi seharga 50ribu Rupiah per Kg akan menjadi 100ribu ketika ditempa menjadi Sepatu Kuda, dan menjadi 1juta jika dibuat Jarum, dan menjadi 100juta jika menjadi Pegas Jam.  Sungguh perbedaan yang mencolok antara 50ribu dan 100juta yang terjadi karena Kreativitas.

Sumber: http://ikhtisar.com/manajemen-strategi-dengan-menghargai-kreativitas/

Proses Berwirausaha


1.      Proses Berwirausaha
Proses yang mendorong seseorang untuk berwirausaha adalah keinginan berprestasi, sifat penasaran, berani menanggung resiko, pendidikan, dan pengalaman.[1]Berdasarkan pengalaman pada Febri terpicu menjadi wirausaha dengan harapan dapat mengatasi masalah keuangan keluarga mereka. ketika ibunya terlilit utang , dia sudah mencoba berbagai usaha, mualai dari memberi les prifat untuk anak SD, membuka warnet, hingga membuka warung bubur kacang hijau."umtuk sama sama mendapatkan kita inginkan, saya mohon bantuan klik pada iklan saya"
Akan tetapi, hasilnya tidak mencukupi. kini, berkat usaha tela-tela, dengan harga jual 1 pak tela-tela Rp. 3000-6000, omzet usaha ini mencapai Rp. 2,5 miliar-3 miliar perbulan. tenaga kerja yang terserap sekitar 3500 orang. Oleh karena itu, tak mengherankan apabila Febri terpilih menjadi salah satu wirausaha muda terbaik 2008-2009 pada Dji Sam Soe Award.
Kedepan, Febri dan teman-temannya bermimpi dapat mmbawa tela-tela go international. meskipun telah menerima banyak aplikasi, seperti dari kamboja dan malaisia tetapi karena birokrasi di Indonesia yang terbelit-belit, maka mimpi itu belum bisa direalisasikan. kreatifitas tetap menjadi ambisi bagi pengusaha muda yang sukses tesebut. [2]

2.      Faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk berwirausaha
a.       Faktor Lingkungan, seperti peluang, pengalaman, dan kreatifitas.
b.      Proses Pemicu.
1.      Tidak puas dengan pekerjaan yang dijalani sekarang.
2.      Pemutusan hubungan kerja (PHK) atau belum mendapatkan pekerjaan baru.
3.      Minat terhadap bisnis karena orang tua/saudara juga memiliki bisnis.[3]

3.      Proses/Tahap Pelaksanaan
a.       Pada Proses Awal
1.      Sudah siap mintal secara total
2.      Adanya komitmen yang tinggi terhadap bisnis.
3.      Adanya visi untuk mencapai tujuan.
b.      Pada Proses Pertumbuhan
1.      Pembentukan tim kerja yang kompak.
2.      Strategi usaha yang mantap.
3.      Adanya produk yang dapat dibanggakan
4.      Adanya struktur dan budaya yang mantap.
5.      Kebijakan pemerintah yang mendukung.[4]


Inovatif Atau Kreatif
Perbedaan kreatif dan inovatif secara singkat dapat di paparkan sebagai berikut:
KREATIF = Memiliki daya cipta / berdaya cipta
INOVATIF = Berdaya perubahan
1.      Menciptakan sesuatu yang berbeda dari yang lain.
2.      Menghubungkan ide – ide / hal – hal yang tadinya tidak berhubungan.
1. Menciptakan sesuatu yang belum ada menjadi ada.
2. Pembaharuan / menciptakan sesuatu yang sama sekali berbeda.



Contoh ide kreatif: grup 2 tang menghasilkan produk air putih dengan kemasan plastik yang berbeda (tutup anti tumpah)
Contoh Inovasi: Alm, tri utomo mengemas air putih dalam kemasan plastik yang di beri merek aqua.

Ada yang bilang  bahwa inovatif merupakan bakat, misalnya pada seniman yang menghasilkan karya seni tertutup, hal ini sulit untuk dipelajari atau diajarkan. Pada goresan kuas yang keberapakah, lukisannya bisa bagus atau sudah bisa dinikmati oleh para penikmat seni/lukisan.
Dapat dipelajari, misalnya setiap perusahaan memiliki strategi untuk menarik konsumen dengan berbagai cara, antara lain bila konsumen membeli 2 buah produk akan  mendapat 1 produk tambahan, menberi duiskon (bila membeli dalam jumlah banyak maupun diskon harga bila membeli dengan cara tunai). menurunkan harga produk atau jasa, gratis bagi pembeli perfana sampai pembeli ke 5, atau pembeli mendapat potongan 50% dan lain sebagainya.[5]
Fungsi kreatifitas
Menyadari peran fungsi kreatifitas dalam proses inovatif merupakan hal yang penting.
Kreatifitas adalah pembangkitkan ide yang menghasilkan penyempurnaan efektifitas dan efesiensi pada suatu system.
Ada dua aspek penting pada kreatifitas yaitu proses dan manusia. Proses yang berorentasi tujuan , yang di desain untuk mencapai solusi suatu problem. Manusia merupakan sumber daya yang menentukan solusi. Proses tetap sama, namun pendekatan yang di gunakan dapat bervariasi.[6]
Sifat proses kreatif
Kreatifitas adalah suatu proses yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Setia orang kreatif pada tingkat tertentu. Tetapi orang mempunyai kemampuan dan bakat dalam bidang tertentu dapat lebih kreatif daripada orang lain. Misal nya, dalam bidang seni dan olah raga. Hal yang sama juga dapat dialami oleh orang orang yang dididik dan dikembangkan dalam suatu lingkungan yang mendukung pengembangan kreatifitas. Mereka telah diajari untuk berpikir dan bertindak secara kreatif. Bagi pihak lain proses kreatif lebih sukar karena mereka tidk dikembangkan secara positif dan jika mereka menjadi kreatif mereka harus belajar cara menimplementasikan proses kreatif.[7]
Ada 4 tahapan dalam proses kreatif, para ahli sependapat bahwa mengenai sifat umum dan hubungan di antara tahapan – tahapan ini, meskipun mereka menyebutkan dengan sebutan yang berbeda – beda. Mereka juga sependapat bahwa tahapan – tahapan ini tidak selalu menjadi dengan tata urutan yang sama untuk tahap aktifitas kreatif.Berikut disajikan uraian tahapan – tahapan tersebut:
  1. Latar belakang atau akumulasi pengetahuan.
Kreasi yang berhasil biasanya didahului dengan penelitian dan pengumpulan informasi yang meliputi membaca, percakapan dengan orang lain yang bekerja dalam bidangnya, mengikuti pertemuan profesional dan lokakarya. Kadang – kadang masih ditambahi denga penelitian atas bidang  pengetahuan baik yang berhubungan ataupun yang tidak berhubungan dengan informasi yang di perlukan. Eksplorasi ini memberikan perspektif pada persoalan yang di cari pemecahnnya, dan mempunyai arti tertentu bagi wirausahawan yang memerlukan pemahaman dasar atas semua aspek pengembangan suatu produk baru.[8]
Beberapa cara untuk mengembangkan daya pikir kreatif dapat disebutkan sebagai berikut:
    • Membaca informasi tentang berbagai hal.
    • Menjadi anggota perhimpunan profesional.
    • Mengikuti rapat dan seminar profesional.
    • Membicarakan subjek yang diminati dengan setiap orang.
    • Mengamati majalah, syrat kabar, jurnal untuk mencari artikel yang berhubungan dengan subjek yang di minati.
    • Mencatat setiap informasi yang berguna.
    • Menaruh perhatian pada setiap sesuatu.
  1. Proses inkubasi.
Alam bawah sadar orang kreatif memungkinkan mereka untuk dapat merinci dengan seksama informasi yang mereka dapatkan selama tahap persiapan. Proses inkubasi ini sering terjadi pada saat mereka terlibat dalam aktifitas yang tidak sepenuhnya berhubungan dengan subjek atau pokok permasalahan. Menjauhkan diri dari suatu permasalahan dan membiarkan pikiran bawah sadar menyelesaikannya memberikan kesempatan kepada kreatifitas untuk berkembang langkah – langkah yang penting dalam hal ini meliputi:
    • Melakukan aktifitas yang tidak memerlukan energi pikir, misalnya membersihkan halaman rumah, memotong rumput atau mengecat rumah.
    • Melakukan latihan secara rutin.
    • Bermain, misalnya olahraga, mengerjakan teka teki dan sebagainya.
    • Berdoa atau melakukan meditasi.
    • Bersantai.[9]

  1. Pengalaman ide.
Tahap proses kreatif ini seringkali di anggap sebagai tahap paling menyenangkan, karena merupakan saat ditemukannya solusi atau ide yang di cari oleh seseorang. Seperti halnya pada tahap inkubasi, ide baru dan inovatif sering kali muncul pada saat seseorang sedang sibuk dengan sesuatu yang tidak berhubungan dengan masalah perusahaan, pekerjaan, dan pengawasan, misalnya sedang mandi, mengendarai mobil di jalan raya, atau sedang membuka buka halaman surat kabar. Kadang – kadang ide muncul secara tiba tiba atau tak terduga. Orang sering kali tidak menyadari saat pergeseran tahap 2 ke tahap 3 karena batas antara kedua tahap tersebut tidak mudah diidentifikasi. Ada beberapa cara dapat dilakukan untuk mempercepat terjadinya pengalaman ide:
    • Memikirkan impian tentang suatu rencana.
    • Mengembangkan hobi.
    • Bekerja di lingkungan yang nyaman, misalnya mengerjakan suatu pekerjaan di taman.
    • Mencatat setiap ide yang muncul.
    • Mengatur waktu istirahat ketika melakukan pekerjaan.[10]
  1. Evaluasi dan implementasi
Tahap keempat ini merupakan langkah yang paling sukar dibandingkan dengan ketiga tahap sebelumnya karena langkah – langkah dalam tahap ini memerlukan upaya kreatif dan semangat yang tinggi, disiplin diri dan ketabahan. Wirausahawan yang sukses dapat dikenali melalui ide idenya yang nyata dan kecakapan yang dapat diiimplementasikan lebih dari itu mereka tidak menyerah ketika menghadapi kendala yang bersifat sementara. Mereka sering menemui kegagalan sebelum berhasil mengembangkan ide terbesar mereka. Dalam kondisi apapun wirausahawan akan menerapkan ide yang berbeda atau mencari ide yang baru lebih aplikatif sementara memperjuangkan implementasi ide murni dalam pikirannya. Bagian penting lainnya dalam tahap ini adalah mengerjakan kembali ide – ide untuk mencapai bentuk akhir. Karena sering kali suatu ide yang muncul dari tahap 3 dalam bentuk kasar perlu di modifikasi atau di uji agar tercapai bentuk akhir. Berikut diberikan saran yang dapat di gunakan untuk melaksanakan tahap ini:
    • Meningkatkan energi dengan latihan sesuai dengan melakukan diet dan istirahat yang memadai.
    • Mempelajari proses perencanaan bisnis dan semua aspeknya.
    • Berbagi ide dengan orang yang berpengatahuan.
    • Memperhatikan intuisi dan perasaan.
    • Mempelajari proses penjualan.
    • Mempelajari proses penjualan.
    • Mempelajari kebijaksanaan dan praktek organisasi.
    • Mencari saran dam masukan yang positif dari pihak lain.
    • Menganggap persoalan yang di hadapi dalam mengimplementasikan sikap ide sebagai tantangan.[11]

Ciri ciri orang kreatif
Banyak orang cenderung beranggapan bahwa kreatifitas hanya dimiliki orang mereka yang jenius. Sebenarnya kreatifitas banyak di jumpai pada orang biasa yang tidak tergolong jenius. Ciri – ciri orang yang kreatif dapat di sebutkan sebagai berikut:
  1. Cerdas. Kreatifitas tidak berhubungan langsung dengan tingkat kecerdasan yang luar biasa.
  2. Memiliki citra diri yang positif.
  3. Peka terhadap lingkungan dan perasaan orang lain.
  4. Termotifasi oleh permasalahan yang menantang.
  5. Menghargai kemandirian dan tidak tergantung pada persetujuan kelompok.
  6. Lebih peduli pada arti dan implikasi suatu problem daripada terhadap rincian yang rumit.[12]

Lingkungan kreatif
Kreatifitas dapat berkembang dalam suatu lingkungan yang tepat. Tidak ada perusahaan yang mempunyai manajer dan pemilik yang kreatif jika lingkungan yang mendukung berkembangnya kreatifitas tidak terbentuk.
Ciri – ciri lingkungan kreatif adalah sebagai berikut :
  1. Manajemen yang dapat memberikan kepercayaan kepada karyawan tanpa melakukan pengawasan yang berlebihan.
  2. Saluran komunikasi yang baik dari pihak luar.
  3. kepribadian yang bervariasi.
  4. kesediaan menerima perubahan.
  5. kesenangan mencoba ide baru.
  6. Rasa takut yang tidak berlebihan apabila terjadi kesalahan dalam melakukan pekerjaan.
  7. Seleksi dan promosi karyawan berdasarkan prestasi.
  8. Penerapan teknik yang menumbuhkan ide dengan anjuran dan tukar pikiran.
  9. Sumber daya pembiayaan,manajerial, personel, dan waktu yang memadai untuk mencapai sasaran.[13]


Hambatan Dalam Berpikir Kreatif
1.       Hambatan Yang Dibuat Sendiri
Pengaruh pendidikan dan budaya, misalnya 1+1 = 2, apabila ada jawaban yang berbeda maka akan dianggap salah atau aneh.
2.      Hambatan tidak berusaha menentang kenyataan/menerima apa adanya, misalnya seperti berikut:
a.       Terpaku pada apa yang sering dilihat/dialami selama ini.
b.      Tidak mau keluar dari kemapanan atau batasan-batasan yang ada serta tidak mau keluar dari bingkai-bingkai atau batasan yang ada sebelumnya.
c.       Terpaku pada aturan-aturan, budaya, dan batasan-batasan baku yang telah membelenggu.[14]
3.      Hambatan Jawaban Tunggal Dan Tepat
a.       Kita menyukai rasa aman dan sesuatu yang pasti-pasti saja.
b.      Kita seringkali memutuskan sesuatu dengan sangat cepat tanpa berpikir panjang.

4.      Mengevaluasi Terlalu Cepat.
a.       Ingin dianggap pintar/cerdas sehingga seringkali kita mengevaluasi sesuatu dengan cepat dan mengambil keputusan juga dengan cepat (lebih cepat lebih baik).
b.      Terlalu cepat menyalahkan orang lain sehingga seringkali kita menganggap bahwa  diri kita sendiri adalah benar dan cenderung menyalahkan orang lain atau mencari kambing hitam.
   Misalnya: Apabila ada teman yang membrikan atau menyampaikan ide/pendapat, maka seringlkali ide/pendapat tersebut kita anggap tidak berguna tanpa berpikir lebih lama lagi.[15]

5.      Takut Dianggap Bodoh.
a.       Tidak berani mengeluarkan  ide/pendapat yang sebenarnya sudah dipikirkan dan ada dalam benak pikirannya, tetapi tidak berani untuk menyampaikanya didepan umum.
b.      Tidak percaya diri bahwa ide yang ada dalam pikirannya adalah ide yang sesungguhnya memang benar.
   Misalnya: Ide memasang iklan dibodi bus atau kendaraan umum ataupun di mobil. dahulu, orang yang memberikan ide itu ditertawakan dan tidak diterima bahkan ditolak oleh banyak pihak. akan tetapi, sekarang ide tersebut banyak dipakai oleh berbagai perusahaan, baik besar maupuun kecil. bayangkan bila mobil atau kendaraan umum yang dipasangi iklan mengalami tabrakan, mogok, atau terbalik diselokan, dijurang, sungai, atau ditengah jalan protocol dan tidak segera di efakuasi, maka berapa pasang mata yang bisa melihat atau menyimak dan tidak sengaja membaca iklan dibodi kendaraan tersebut.[16]


Persyaratan Berpikir Kreatif
1.      Perlu Persiapan. Pendidikan formal dan informal mengenai interpreineurship (berkewirausahaan)
2.      Usaha. Kumpulkan sebanyak mungkin ide, jangan di evaluasi terlebih dahulu.
3.      Inkubasi. Menggabungkan ide-ide yang sudah ada sehingga muncul ide atau embrio baru.
4.      Pengertian. Memahami persoalan/permasalahan secara mendalam.
5.      Evaluasi. Pilih yang terbaik dari segi biaya, hukum, dan sebagainya.[17]

 

E.  Jadi Pengusaha Makanan Lokal Harus Inovatif

                        Seperti usaha kue kue yang sekarang lagi sangat di minati oleh para masyarakat, dan apalagi pada saat hari raya idul fitri, sangat pesat sekali konsumen untuk membeli kue tersebut. Biasanya kue kering yang di kemas di toples toples dan biasanya di hiasi juga dengan pita pita yang dapat menarik konsumen. Kue kue ini biasanya bermacam ragam aneka, seperti kue nastar, putri salju dan kue kering yang di modifikasi dengan bentuk bentuk yang lucu dan beraneka rasa.
                        Apalagi kue kue yang mangandung coklat,itu sangat diminati oleh para anak anak dan dewasa. Kue coklat tersebut sangan bermacam aneka bentuk bentuk sehingga konsumen sangat tertarik dan ingin membeli, serta kue coklat tersebut juga beraneka macam warna yang sangan menarik perhatian konsumen.
                        Kue coklat ini juga bisa di bentuk sesuai konsumen yang dengan keinginan konsumen,apalagi anak anak sekarang sangat senang sekali dengan namanya kue coklat yang sangat manis dan menggugah selera.Dengan ide kreatif dan inofatif ini para pemmbuat kue coklat bisa membikin sebuah kue coklat dengan berbagai bentuk yang lucu dan unik serta kualitas rasa yang sangat perlu di perhatikan dalam pembuatannya, sehingga para konsumen menjadi senang dan minat akan kue coklat. Seperti halnya dengan kue brownis yang saat ini sangat berkembang pesat dimana. Dengan memodifikasi bahan coklat dengan bahan bahan yang lain bisa menjadikan aneka kue yang sangat di gemari para konsumen terutama anak anak dan remaja.